Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti beberapa masalah skandal keuangan dalam pidato terbarunya. Mulai dari skandal keuangan di dunia internasional hingga di dalam negeri.
Skandal yang disorot Jokowi pun bukan main-main kerugiannya. Bahkan ada yang sampai membuat kerugian ribuan triliun, setara dengan seperempat PDB di satu negara.
Sorotan-sorotan tadi diungkapkan Jokowi saat memberikan pidato dalam acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2023 yang disiarkan virtual, Senin (6/1/2023). Berikut ini ulasan lengkapnya:
1. Skandal Adani Group
Jokowi menyoroti masalah yang terjadi pada konglomerasi Adani Group asal India. Menurutnya, masalah terjadi karena adanya isu goreng- menggoreng saham. Imbasnya, modal senilai Rp 1.800 triliun hilang. Jumlah sebesar itu sama jumlahnya dengan seperempat PDB India.
“Hati-hati! Jangan sampai ada yang lolos seperti itu karena goreng-gorengan. Jumlahnya itu Rp 1.800 triliun, seperempat PDB India hilang,” tegas Jokowi dalam pembukaan Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2023 yang disiarkan virtual, Senin (6/1/2023).
Akibat kejadian gorengan saham di Adani Group misalnya, Jokowi bilang langsung terjadi gelombang modal keluar di India. Imbasnya lagi, mata uang Rupee India pun turun nilainya.
Dari catatan detikcom, masalah pada Adani Group bermula dari laporan Hindenburg Research. Laporan tersebut menuding Gautam Adani miliarder pemilik konglomerasi Adani Group telah menghindari pajak dengan memanfaatkan kawasan bebas pajak dan melakukan manipulasi harga saham perusahaan Adani Group.
Adani Group sendiri sudah membantah tuduhan tersebut. Bahkan perusahaan menyerang balik dengan mengatakan pihak yang menuduh tidak mengetahui hukum di India.
“Volatilitas di pasar saham India yang diciptakan oleh laporan tersebut sangat memprihatinkan dan telah menyebabkan penderitaan yang tidak diinginkan bagi warga India,” kata Gautam Adani.
Laporan dari Hindenburg itu muncul bertepatan saat kerajaan bisnis Gautam Adani hendak menghimpun dana dari masyarakat dan investor asing dengan penjualan saham senilai US$ 2,5 miliar. Alhasil rencana itu batal karena dirinya mengalami kerugian hingga US$ 100 miliar.
2. Jiwasraya
Jokowi juga menyinggung soal skandal keuangan Jiwasraya yang pernah terjadi di Indonesia. Skandal itu menurutnya menimbulkan kerugian hingga belasan triliun sendiri.
Dalam catatan detikcom, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada tahun 2020 yang lalu merilis hasil investigasi mengenai kerugian negara dalam kasus dugaan korupsi PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Ketua BPK yang saat itu dijabat Agung Firman Sampurna mengumumkan kerugiannya sebesar Rp 16,81 triliun.
Kerugian tersebut terdiri dari kerugian yang disebabkan kesalahan pada investasi saham dan reksa dana. Kerugian terbesar ada pada instrumen investasi reksa dana.
“Kerugian negaranya adalah sebesar Rp 16,81 triliun. Terdiri dari kerugian negara (akibat) investasi saham sebesar Rp 4,65 triliun, dan kerugian negara akibat investasi di reksa dana sebesar Rp 12,16 triliun,” kata dia saat jumpa pers di Kantor Kejagung, Jakarta Selatan, Senin (9/3/2020) silam.
Lanjut ke halaman berikutnya.
Simak juga Video: Jokowi Pantang Surut Berantas Habis Megakoruptor Tanah Air