Asuransiaman.com – Nilai tukar USD/CAD terus menunjukkan penguatan selama tiga hari berturut-turut dan diperdagangkan di kisaran 1,3950 pada sesi perdagangan Eropa, Selasa (14/11). Kenaikan ini ditopang oleh sentimen pasar yang mendukung Dolar AS (USD), terutama setelah konfirmasi kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat. Penguatan USD ini juga didorong oleh ekspektasi kebijakan fiskal dari pemerintahan Trump yang dinilai akan membawa dampak besar pada ekonomi AS.
Para analis pasar memproyeksikan bahwa kebijakan fiskal Trump berpotensi meningkatkan investasi dan pengeluaran dalam negeri, yang diharapkan turut mendorong permintaan tenaga kerja. Jika realisasi kebijakan tersebut benar terjadi, risiko inflasi di AS pun akan meningkat. Dalam pandangan banyak ekonom, kenaikan inflasi tersebut bisa menjadi salah satu alasan bagi Federal Reserve (The Fed) untuk mempertimbangkan kebijakan moneter yang lebih agresif. Langkah hawkish dari The Fed, jika diterapkan, diperkirakan akan memperkuat posisi Dolar AS dan menambah momentum pada pasangan mata uang USD/CAD.
Minggu lalu, Presiden The Fed Minneapolis, Neel Kashkari, memberikan pandangan optimis mengenai ekonomi AS yang menurutnya mampu bertahan dengan baik di tengah tantangan inflasi yang ada. “Ekonomi AS menunjukkan ketahanan yang luar biasa,” ungkap Kashkari, seraya menekankan bahwa The Fed masih membutuhkan bukti lebih lanjut untuk memastikan inflasi benar-benar kembali ke target 2%. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa potensi penurunan suku bunga masih belum menjadi opsi dalam waktu dekat.
Baca juga: Suku Bunga Deposito Beradaptasi dengan Kenaikan BI Rate, Nasabah Waspada!
Sementara itu, Dolar Kanada (CAD) mengalami tekanan turun seiring dengan turunnya harga minyak mentah. Mengingat Kanada merupakan salah satu pengekspor minyak terbesar ke Amerika Serikat, pergerakan harga minyak sangat mempengaruhi CAD. Pada saat ini, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan di sekitar $67,90 per barel. Penurunan harga minyak mentah ini didorong oleh kekhawatiran bahwa kebijakan pemerintahan Trump dapat memicu perang dagang, terutama terkait penerapan tarif, yang bisa berdampak pada permintaan minyak global, termasuk dari Tiongkok.
Di tengah pelemahan harga minyak, para pelaku pasar juga menanti data izin mendirikan bangunan di Kanada yang akan dirilis pada sesi perdagangan Amerika Utara. Data ini diperkirakan akan memberikan sinyal tambahan mengenai kondisi ekonomi Kanada. Di sisi lain, perhatian pasar juga akan tertuju pada data inflasi AS yang akan diumumkan Rabu. Data tersebut diharapkan dapat memberikan petunjuk penting mengenai arah kebijakan moneter The Fed ke depannya.
Kondisi pasar yang dinamis ini membuat USD/CAD menjadi salah satu pasangan mata uang yang menarik untuk diperhatikan, terutama di tengah ketidakpastian kebijakan di AS. Perkembangan dari kebijakan fiskal Trump serta kebijakan moneter The Fed kemungkinan besar akan terus menjadi faktor penentu bagi pergerakan Dolar AS dan CAD.
