Asuransiaman.com – Rupiah membuka perdagangan pekan ini dengan penguatan, sejalan dengan perkiraan para pelaku pasar. Pada pasar spot, nilai tukar rupiah terpantau menguat 0,16% ke level Rp16.403 per dolar AS pada pembukaan. Pukul 09:08 WIB, rupiah semakin menguat, tercatat di Rp16.375 per dolar AS, atau naik 0,37%.
Penguatan ini melanjutkan kinerja positif yang ditorehkan rupiah pada pekan sebelumnya, yang mencatatkan penguatan mingguan terbaik sejak Januari 2023. Di pasar Asia, rupiah tercatat sebagai mata uang dengan penguatan terbaik setelah dolar Taiwan, yang melejit hingga 4,09%. Mata uang lainnya, seperti ringgit Malaysia, juga menguat sebesar 1,22%, diikuti yen Jepang 0,55%, dolar Singapura 0,54%, peso Filipina 0,29%, dan yuan offshore 0,27%. Tidak ada mata uang Asia yang mengalami pelemahan terhadap dolar AS pagi ini.
Di pasar offshore, rupiah NDF juga menunjukkan penguatan, bergerak di kisaran Rp16.407 per dolar AS. Penguatan rupiah ini terjadi di tengah reli positif yang terjadi pada indeks saham Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,42% ke level 6.844.
Namun, di pasar surat utang negara, harga obligasi pemerintah cenderung tertekan. Harga SUN tenor 1 tahun naik 9,2 basis poin (bps) ke level 6,409%, sementara tenor 2 tahun naik 1,9 bps di 6,441%. Obligasi tenor 5 tahun mengalami kenaikan 3,3 bps menjadi 6,650%, dan tenor 10 tahun naik 1 bps menjadi 6,885%.
Pergerakan Rupiah Berdasarkan Analisis Teknikal
Secara teknikal, rupiah telah menembus level resistance terdekat dan berpotensi melanjutkan penguatan menuju resistance selanjutnya di Rp16.340 per dolar AS. Trendline pada time frame harian menjadi support psikologis yang potensial di level Rp16.500 per dolar AS. Dengan demikian, jika penguatan rupiah terus berlanjut, target selanjutnya bisa mencapai Rp16.300 per dolar AS.
Sebaliknya, jika rupiah mengalami pelemahan, level Rp16.550 per dolar AS bisa menjadi target pelemahan selanjutnya. Berdasarkan analisis perdagangan minggu ini, selama rupiah bertahan di atas Rp16.400 per dolar AS, masih ada potensi untuk terus menguat hingga mencapai Rp16.300 per dolar AS.
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal I 2025
Selain pergerakan nilai tukar rupiah, para pelaku pasar juga akan mencermati rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk kuartal pertama 2025. Hasil konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg memperkirakan, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal pertama tahun ini akan mengalami kontraksi 0,9% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter). Sementara itu, secara tahunan, pertumbuhan PDB diperkirakan hanya akan tercatat 4,93%.
Kelesuan ekonomi ini diperkirakan disebabkan oleh ketidakpastian global akibat perang tarif, serta kesulitan dalam pemulihan konsumsi meskipun ada perayaan Lebaran yang biasanya mengerek daya beli masyarakat. Jika hasil ini terealisasi, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama 2025 akan menjadi yang terendah sejak kuartal III 2021, saat ekonomi hanya tumbuh 3,53% akibat dampak pandemi.
Ekonom Bloomberg Economics, Tamara Henderson, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama 2025 akan melemah menjadi 4,97% year-on-year, dibandingkan dengan 5,02% pada kuartal sebelumnya. Sementara itu, ekonom LPEM Universitas Indonesia, Teuku Riefky, memperkirakan PDB Indonesia hanya tumbuh 4,94% pada kuartal pertama, dengan estimasi pertumbuhan tahunan 4,95%.
Perlambatan ini mencerminkan tantangan struktural yang dihadapi perekonomian Indonesia, termasuk pelemahan daya beli masyarakat, penurunan jumlah kelas menengah, serta penurunan produktivitas sektor-sektor utama ekonomi. Selain faktor domestik, ketegangan perdagangan global juga turut memperburuk prospek ekonomi Indonesia.
Dengan rilis data yang akan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada hari ini, para pelaku pasar akan menantikan bagaimana hasil pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mempengaruhi dinamika pasar ke depan.