Jakarta –
Kucuran investasi merupakan bagian tak terpisahkan dalam pengembangan usaha rintisan (startup). Dengan adanya dana dari investor, startup memiliki modal untuk membiayai berbagai aktivitas bisnis.
Diakui para pelaku startup, menggalang dana dari investor bukanlah sesuatu yang mudah. Sebab, pemilik dana akan sangat selektif dalam mengucurkan uang ke perusahaan yang bisa dikatakan belum memiliki profit besar. Pada proses pencarian dana (funding) inilah, startup harus bisa meyakinkan investor mengenai portofolio dan visi perusahaan ke depannya.
CEO dan Founder Doogether Fauzan Gani mengatakan seorang CEO startup harus punya senjata yang efektif untuk menggaet investor. Senjata yang dimaksud ialah pemahaman mengenai masa depan bisnis yang dijalankan, misi yang ingin dicapai, dan tentunya proyeksi perkembangan bisnis.
“Yang paling penting adalah mission kita membuat sebuah usaha, baik itu startup, UMKM, perusahaan itu missionnya apa,” kata Fauzan saat menjadi pembicara di sesi How to Build Start up pada acara Xtraordinary Festival, hasil kerja sama XL Prioritas dengan detikcom, Jumat (18/12/2020).
“Pada saat kita mencari investasi, investor dari luar, kita harus bisa menjelaskan mission kita secara jelas,” imbuhnya.
Selain itu, timpal Fauzan, pelaku startup harus mengenal profil investor yang akan dijajaki. Pilih investor yang cocok dengan jenis bisnis yang dijalani maupun level pendanaan yang telah dicapai.
“Kita harus tahu, harus assess, siapa orang yang kita ajak ngobrol, apa yang dia suka. Karena, pada akhirnya pada saat mereka (investor) masuk itu seperti pernikahan. Kita bareng dengan mereka. Kita maunya orang join sama kita itu satu mission sama kita. Jadi jika ke depannya ada challenge yang dihadapi, perjuangan baru, masalah baru, mereka bisa percaya sama kita dan kita bisa diskusi sama mereka untuk mencari jalan keluarnya,” imbuh Fauzan.
Founder dan CEO Kulina Andy Fajar menambahkan dalam upaya menggaet investor, penting juga untuk menunjukkan basis customer yang sudah dimiliki sebuah startup. Sebab, startup yang bisa mendapatkan customer loyal akan berpeluang untuk semakin berkembang.
Sebuah startup, kata Andy, harus bisa menyajikan solusi bagi kebutuhan customer. Dengan begitu, customer akan terus mempercayai layanan yang diberikan sebuah startup, dan tentunya akan membuat kinerja bisnis meningkat. Saat hal itu tercapai, maka investasi akan lebih mudah didapatkan.
Menurut Andy, investor bukan sebatas pihak yang memberikan pendanaan untuk keberlangsungan sebuah startup. Di sisi lain, investor juga dapat menjadi mentor untuk pengembangan bisnis. Ia menekankan, meskipun ada investor, arah bisnis sebuah startup tetap harus ditentukan oleh CEO maupun orang-orang yang terlibat langsung dalam kegiatan bisnis.
“Orang dalam startup lebih tahu bagaimana menjalankan bisnis itu. Iya dong, kalau nggak kayak gitu, ngapain (investor) ngasih duitnya ke startup. Kita mendengarkan mereka, kita bisa paham dari sudut pandang investasi, tapi pada titik tertentu kita yang menentukan ke mana arah perusahaan kita sendiri,” papar Andy.
(akn/hns)