Rabu, November 12, 2025
  • About
  • Advertise
  • Careers
  • Contact
InfoAsuransi
  • Home
    • Home – Layout 1
    • Home – Layout 2
    • Home – Layout 3
  • News
  • Politics
  • Business
  • Culture
  • Opinion
  • Lifestyle
  • Login
No Result
View All Result
InfoAsuransi
Home News

Utang Pinjol Meningkat Tajam, Tanda Daya Beli Masyarakat Kian Tertekan

Christine Natalia by Christine Natalia
12 November 2025
in News
0
Utang Pinjol Meningkat Tajam, Tanda Daya Beli Masyarakat Kian Tertekan

Utang Pinjol Meningkat Tajam, Tanda Daya Beli Masyarakat Kian Tertekan

0
SHARES
2
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Asuransiaman.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali mencatat lonjakan signifikan dalam pembiayaan Peer to Peer (P2P) Lending atau utang pinjaman online (pinjol) yang belum dibayar hingga September 2025. Berdasarkan data terbaru, nilai outstanding pinjaman tersebut mencapai Rp 90,99 triliun, naik 22,16% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara secara bulanan, terjadi peningkatan sekitar 3,86% dari Agustus 2025 yang sebelumnya berada di angka Rp 87,61 triliun.

Namun, kenaikan nilai pinjaman tersebut juga diiringi dengan meningkatnya angka kredit macet atau tingkat wanprestasi di atas 90 hari (TWP90) yang kini mencapai 2,82%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan posisi Agustus 2025 yang tercatat sebesar 2,60%, menandakan semakin banyak masyarakat yang gagal memenuhi kewajiban pembayaran utang pinjol.

Related posts

Mobile Data, Not Internet Service Providers, To Be Blocked In Bali During Nyepi

11 Agustus 2025

Indonesia Among Top 10 Destinations For Chinese Tourists In 2017

8 Agustus 2025

Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengamat ekonomi. Peningkatan tajam dalam pembiayaan pinjol dianggap bukan pertanda baik bagi stabilitas ekonomi nasional. Fenomena tersebut mencerminkan tekanan ekonomi rumah tangga, di mana pendapatan masyarakat tidak lagi mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pokok tanpa bantuan pinjaman jangka pendek.

Menurut sejumlah pengamat, tren ini menggambarkan meningkatnya ketergantungan masyarakat terhadap sumber pembiayaan konsumtif. Sebagian besar dana pinjaman digunakan untuk memenuhi kebutuhan harian, bukan untuk kegiatan produktif seperti modal usaha. Akibatnya, dana yang diperoleh cepat habis, sementara beban bunga yang tinggi justru memperburuk kondisi keuangan peminjam.

Situasi tersebut berpotensi menciptakan lingkaran utang baru. Banyak masyarakat yang terjebak dalam pola “gali lubang tutup lubang”, di mana pinjaman baru digunakan untuk menutupi cicilan pinjaman sebelumnya. Praktik ini dapat memperlebar kesenjangan ekonomi antara kelompok masyarakat yang bergantung pada pinjol dan mereka yang mampu mengatur keuangannya tanpa pinjaman.

Selain itu, kemudahan akses menjadi faktor lain yang mendorong meningkatnya jumlah peminjam. Proses pengajuan pinjaman yang cepat—hanya dengan mengunggah foto KTP dan swafoto—membuat banyak orang tergiur tanpa mempertimbangkan risiko jangka panjang. Padahal, bunga pinjaman online bisa mencapai lebih dari 100% per tahun, ditambah biaya administrasi dan denda keterlambatan yang tidak sedikit.

Kondisi ini turut berdampak pada daya beli masyarakat. Ketika sebagian besar penghasilan digunakan untuk membayar bunga dan cicilan pinjol, kemampuan masyarakat untuk berbelanja atau memenuhi kebutuhan lainnya menjadi semakin terbatas. Penurunan konsumsi ini bisa memengaruhi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, mengingat konsumsi rumah tangga merupakan salah satu pilar utama perekonomian Indonesia.

Bagi kalangan menengah ke bawah, pinjaman online sering kali menjadi satu-satunya jalan keluar untuk menutupi kebutuhan mendesak, seperti biaya pendidikan atau kesehatan. Namun bagi sebagian masyarakat kelas menengah, pinjol juga digunakan untuk pembelian barang konsumtif atau gaya hidup yang melampaui kemampuan finansial.

Fenomena ini menunjukkan adanya pergeseran perilaku ekonomi yang perlu diwaspadai. Ketika pinjaman konsumtif terus meningkat tanpa diimbangi dengan kemampuan pembayaran, risiko krisis keuangan pribadi dapat meningkat, bahkan berpotensi meluas menjadi masalah sosial.

Melihat tren ini, sejumlah pihak menilai perlunya langkah strategis dari regulator untuk memperketat pengawasan terhadap industri pinjaman online. Edukasi keuangan kepada masyarakat juga menjadi kunci penting agar publik memahami risiko penggunaan pinjaman berbunga tinggi. Dengan demikian, masyarakat dapat lebih bijak dalam mengambil keputusan finansial dan menghindari jeratan utang yang berkelanjutan.

Peningkatan pembiayaan pinjol yang disertai naiknya kredit macet menjadi peringatan bagi semua pihak bahwa keseimbangan antara kebutuhan konsumsi dan kemampuan finansial harus dijaga. Tanpa kesadaran finansial yang kuat, kemudahan akses pinjaman bisa berubah menjadi ancaman bagi stabilitas ekonomi masyarakat.

Tags: ekonomi masyarakatkredit macetOJKpinjolutang online
Previous Post

Transformasi Layanan Lalu Lintas, Korlantas Polri Dorong Polantas Menyapa dan ETLE

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

RECOMMENDED NEWS

Semarak Shopee 9.9, Momentum Belanja Asuransi Murah untuk Masyarakat

Semarak Shopee 9.9, Momentum Belanja Asuransi Murah untuk Masyarakat

3 tahun ago
Realisasi Anggaran Pembangunan Ibu Kota Nusantara Capai 97,3% di 2024

Realisasi Anggaran Pembangunan Ibu Kota Nusantara Capai 97,3% di 2024

10 bulan ago
Erick Thohir Ingatkan ASABRI Jamin Pensiunan TNI-Polri

Erick Thohir Ingatkan ASABRI Jamin Pensiunan TNI-Polri

3 tahun ago

China To Build Indonesia’s Longest Bridge In North Kalimantan

3 bulan ago

FOLLOW US

  • 139 Followers

BROWSE BY CATEGORIES

  • Asuransi Negeri
  • Asuransi Swasta
  • Asuransi Terkini
  • BKPM
  • Business
  • Culture
  • Investasi Saham
  • Jaga Negeri
  • Lifestyle
  • National
  • News
  • OBLIGASI
  • Opinion
  • Politics
  • Reksa Dana
  • Sports
  • Tak Berkategori
  • Travel
  • Uncategorized

BROWSE BY TOPICS

2018 League asabri Asuransi Asuransi Jiwa Asuransi Kesehatan bahlil lahadalia Balinese Culture Bali United Berita bkpm Budget Travel Bursa Dan Valas Champions League Chopper Bike Doctor Terawan Donald Trump ekonomi Emas Dunia ETLE Harga Emas investasi investasi saham investor Istana Negara Jiwasraya Keselamatan Lalu Lintas Klaim Asuransi Korlantas Korlantas Polri Market Stories Moneter National Exam OJK Pemerintah Pertumbuhan Ekonomi PHK Polantas Menyapa Prabowo Prabowo Subianto Premi Asuransi saham sri mulyani The Fed uu cipta kerja Visit Bali

POPULAR NEWS

  • ISDC Promosikan Kesadaran Budaya Tertib Lalu Lintas di Indonesia

    Keselamatan Jalan Raya, ISDC Angkat Kesadaran Budaya Tertib Lalu Lintas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Begini Siasat Goreng Saham Eks Petinggi Asabri dan Terdakwa Jiwasraya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Purbaya Yudhi Sadewa Tegaskan Tak Gunakan Dana APBN untuk Pendirian Family Office

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Wujudkan Polri Humanis dan Modern, Ferdinand Hutahaean Serukan Sinergi Nasional

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Booming Milenial Jadi Investor Pasar Modal, Ini Kata OJK

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • About
  • Advertise
  • Careers
  • Contact
Call us: +1 234 JEG THEME
No Result
View All Result
  • Home
  • Politics
  • News
  • Business
  • Culture
  • National
  • Sports
  • Lifestyle
  • Travel
  • Opinion

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In