Presiden Prabowo Subianto Absen pada Pembukaan Perdagangan Saham Perdana 2025
Jaga Negeri

Presiden Prabowo Subianto Absen pada Pembukaan Perdagangan Saham Perdana 2025

Presiden Prabowo Subianto tidak hadir dalam acara pembukaan perdagangan saham perdana tahun 2025 di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dijadwalkan pagi hari. Ketidakhadirannya berlanjut pada acara “Arahan dan Dialog Awal Tahun 2025 bersama Presiden Republik Indonesia” di Main Hall BEI yang direncanakan dimulai pukul 14.00 WIB.

Menurut jadwal, Presiden seharusnya memberikan pidato pengarahan pada pukul 14.47 WIB. Namun, hingga waktu yang ditentukan, Prabowo tidak terlihat di lokasi. Beberapa tamu undangan yang telah menunggu akhirnya meninggalkan tempat setelah mendapatkan konfirmasi terkait ketidakhadiran kepala negara.

Ketidakhadiran Presiden Prabowo Subianto dalam pembukaan perdagangan saham awal tahun menimbulkan berbagai pertanyaan mengenai komitmen pemerintah terhadap pasar modal. Secara tradisional, acara ini menjadi simbol dukungan pemerintah untuk mendorong kepercayaan investor, baik domestik maupun asing. Kehadiran presiden biasanya disertai dengan pidato optimis yang dapat memengaruhi psikologi pasar secara positif.

Namun, absennya Prabowo kali ini memperpanjang catatan sikap skeptis pemerintahannya terhadap pasar modal. Sebelumnya, pada Desember 2024, Prabowo menyebut bermain saham bagi masyarakat kecil tak ubahnya seperti berjudi. Pernyataan tersebut, yang disampaikan saat acara Milad Ke-112 Muhammadiyah, menimbulkan kontroversi di kalangan pelaku pasar modal.

Pernyataan Prabowo yang menyamakan aktivitas saham dengan perjudian sempat memengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir tahun lalu. Sepanjang Desember 2024, IHSG mengalami volatilitas yang mencerminkan kekhawatiran investor terhadap arah kebijakan pemerintah terhadap pasar modal. Absennya Presiden pada momen penting ini dinilai memperburuk sentimen negatif yang sudah berkembang.

Menurut sejumlah analis, pasar modal sangat bergantung pada kepercayaan. Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh pernyataan dan tindakan pemerintah dapat membuat investor berhati-hati, atau bahkan menarik investasi mereka.

Sikap dingin Prabowo terhadap pasar modal kontras dengan kehangatan yang ia tunjukkan selama masa kampanye Pilpres 2024. Saat itu, ia sempat mengunjungi BEI dan memberikan apresiasi kepada para pelaku pasar. Dalam acara “Trimegah Political and Economic Outlook 2024,” Prabowo memuji Philmon Samuel Tanuri, Direktur Utama Trimegah Sekuritas, sebagai contoh generasi muda berprestasi di industri keuangan.

Namun, setelah menjabat sebagai Presiden, pernyataan-pernyataannya cenderung memperlihatkan jarak dengan dunia pasar modal. Ia bahkan pernah menyatakan bahwa penurunan indeks saham tidak berdampak langsung pada mayoritas masyarakat, yang sebagian besar tidak memiliki investasi di pasar modal.

Baca juga: Ace Hardware Akan Berubah Nama di Indonesia Mulai 2025

Absennya Prabowo Subianto dalam acara pembukaan perdagangan saham perdana tahun ini memunculkan spekulasi di kalangan pelaku pasar. Sebagian menilai bahwa pemerintah tidak lagi memprioritaskan pasar modal sebagai bagian dari strategi ekonomi nasional. Hal ini menjadi ironi mengingat banyak pendukung Prabowo dari kalangan pengusaha memiliki keterkaitan dengan pasar modal.

Di sisi lain, beberapa menteri dalam kabinet Prabowo juga kerap memberikan pernyataan yang mengkritisi sektor ini, termasuk terhadap emiten-emiten besar seperti PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI), yang dimiliki oleh pengusaha besar pendukung Prabowo, Aguan dan Anthony Salim.

Hingga kini, Prabowo Subianto belum memberikan klarifikasi atas ketidakhadirannya di acara pembukaan perdagangan saham perdana 2025 maupun pernyataan kontroversialnya terkait aktivitas pasar modal. Ketidakhadirannya ini memperkuat persepsi bahwa pemerintah saat ini kurang memberikan perhatian pada sektor yang menjadi salah satu indikator utama perekonomian modern.

Pelaku pasar dan investor kini menantikan sikap tegas dari pemerintah untuk memulihkan kepercayaan terhadap pasar modal. Sebagai salah satu tulang punggung ekonomi, pasar modal membutuhkan kejelasan arah kebijakan pemerintah guna menciptakan stabilitas dan pertumbuhan yang berkelanjutan.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *