Mau tahu rahasianya? Yuk, simak di sini kisah perjalanan bisnis madu milik Nibras, begitu ia kerap disapa, sejak 1 Oktober 2020 silam.
Alasan Pilih Bisnis Madu
Sebelumnya perlu diketahui latar belakang Nibras memilih madu sebagai bisnis utamanya. Mahasiswa program studi S1 Informatika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNS ini ternyata memiliki keresahan pada peredaran produk madu palsu yang masif.
Pasalnya, menurut Nibras, madu yang seharusnya dijadikan obat dari segala penyakit justru memunculkan keraguan besar di kalangan masyarakat.
“Madu sudah disebutkan di dalam Al Quran Surah An-Nahl 69. Janji Allah akan hasil produksi lebah itu adalah obat dari segala penyakit, tapi malah banyak produk di pasaran hingga kelas produsen besar membuat ragu banyak orang,” kata Nibras, sebagaimana dilansir dari laman resmi UNS, Minggu (2/1/2022).
Selain itu, Nibras menanamkan pada dirinya bahwa yang dilakukannya bukan semata-mata hanya untuk berbisnis. Namun, ia mempunyai tekad mewujudkan membantu masyarakat. Tepatnya, agar mereka lebih mudah mendapatkan produk madu murni.
Kenalan dengan Investor di Tanah Suci
Tidak hanya beribadah, ternyata Nibras juga dipertemukan dengan sang investor bisnisnya saat melakukan umroh di Tanah Suci. Usut punya usut, investornya ini merupakan teman sekamarnya sekaligus teman berbagi cerita bisnisnya.
Hal itu pula yang membuat sosok investor mulai tertarik dengan ide bisnis madu milik Nibras.
“Modal dapat dari investor, berkenalan dengan orang-orang baik yang bisa dipercaya. Ketemu waktu umroh dan kami sekamar, banyak ngobrol akhirnya klop. Di Malang ketemu lagi dan akhirnya akrab, habis itu baru cerita bisnis. Alhamdulillah ideku dilirik, akhirnya bisnisnya jalan,” beber dia.
“Berawal dari celetukan di mobil bersama investor. Awalnya, saya cerita tentang ketertarikan saya di dunia permaduan, karena banyaknya madu yang dipalsukan, sampai madu itu sendiri terdiskriminasi,” lanjut dia lagi.
Omzet yang Rendah Selama 3 Bulan Pertama
Setelah dirasa mendapat lampu hijau dari investor, Nibras pun melakukan riset bisnisnya. Ia memulainya dengan menyambanhgi salah seorang peternak lebah dengan pengalaman puluhan tahun.
Hasilnya, pasokan madu dari Nibras berhasil disuplai oleh sang peternak lebah tersebut. Namun tidak hanya sampai di situ, ia juga melakukan penggalian informasi melalui orang-orang yang berpengalaman hingga informasi dari internet.
Hingga Nibras mulai memberanikan diri untuk merintis bisnis madu Neebee, nama brand madu milik Nibras, setelah dirasa telah menerima cukup informasi dari riset yang dilakukannya dan menggaet investor untuk modal bisnisnya.
Selama bisnis berjalan di tiga bulan pertama, Nibras mengaku pernah mengalami mengalami omzet yang cukup rendah. Namun, hal itu tidak lantas menyurutkan semangatnya hingga pada bulan keempat, akhirnya bisnis Nibras mengalami kenaikan tren positif.
“Setelah itu, omzet Neebee mulai naik di bulan keempat dan tren positif ini terus berlanjut hingga penghujung tahun 2020 dan omzet yang didapat mencapai puluhan juta,” kata Nibras.
Melalui omzet ini, Nibras pun mulai memanfaatkannya untuk melakukan investasi aset. Selain itu, ia juga mengalokasikannya untuk membeli perangkat elektronik, hingga tabungan persiapan menikah.
Proses Pemasaran
Bila ditanya soal pemasarannya, Nibras menjelaskan produk Neebee dipasarkannya melalui beragam cara. Baik secara langsung maupun secara virtual. Secara langsung, melakukannya dengan sistem door to door atau dari rumah ke rumah.
Nibras juga mengungkapkan, ia memasarkan Neebe di rumahnya dengan menyediakan etalase untuk madu-madunya. Selain itu, mahasiswa UNS ini juga mengaku siap untuk memfasilitasi konsumen yang ingin berkunjung.
Sementara untuk pemasaran online (daring), Nibras melakukannya melalui WhatsApp, Instagram, Facebook, open mitra reseller, dan toko online.
Wah, keren ya, detikers!
Simak Video “Polisi Geledah Markas Menwa UNS Solo, Sita Senjata Replika-Helm“
[Gambas:Video 20detik]
(rah/lus)