Investasi Saham

Punya Duit Rp 10 Juta Bisa Investasi Apa?

Jakarta -Begitu banyak produk investasi yang bisa dipilih sebagai alternatif. Masing-masing memiliki karakteristiknya sendiri, termasuk jumlah minimum investasi. Jika punya uang nganggur Rp 10 juta enaknya investasi apa ya?

Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho mengatakan, sebenarnya banyak jenis investasi yang bisa dipilih jika memiliki uang Rp 10 juta. Nah yang lebih penting dari sekadar nominal adalah profil dari calon investor itu sendiri.

“Sebenarnya tergantung dari profil kemampuan menerima risiko masing-masing. Kalau diurutkannya dari potensi keuntungan, ya saham paling bagus, tapi risikonya paling besar,” tuturnya kepada detikcom, Minggu (14/3/2021).

1. Saham

Jadi kembali ke diri masing-masing, jika merasa siap untuk risiko sebesar apapun, menurut Andy bisa masuk ke instrumen saham. Sebab banyak saham yang memberikan keuntungan sangat besar dalam sehari bisa naik sampai 30% lebih, tapi risikonya juga bisa sangat besar.

Jumlah perusahaan yang mencatatkan sahamnya di pasar modal juga sudah sangat banyak, sudah mencapai lebih dari 700 emiten. Saham-saham itu memiliki berbagai harga, mulai dari Rp 50 per lembar sampai puluhan ribu juga ada.

“Saham itu kan sekali beli 1 lot atau 100 lembar, misalnya harga saham Rp 1.000 berarti dengan Rp 100.000 kita sudah bisa beli saham. Ini bisa dibilang paling terjangkau,” kata Andy.

Namun Andy mengingatkan bahwa masuk ke pasar saham diperlukan pengetahuan yang mendalam tentang pasar modal. Jika tidak maka sama saja dengan berjudi dengan risiko kerugian yang mengintai sangat besar.

Sementara Perencana Keuangan Aidil Akbar menerangkan cara mudah memilih instrumen investasi dari uang Rp 10 juta adalah dengan mengukur seberapa besar investor itu siap kehilangan uang tersebut.

“Dari Rp 10 juta ditanya balik berapa yang siap hilang. Itu harus bisa ngukur risiko. Balau dia bilang siap hilang 100% tapi bisa untung 100-200% ya masuk saham. Kalau misalnya dia hanya 10% yaudah masuk aja ke reksa dana,” ucapnya.

2. Reksa Dana

Reksa dana juga bisa menjadi alternatif pilihan dengan uang investasi Rp 10 juta. Reksa Dena merupakan produk investasi yang dikelola oleh perusahaan manajer investasi (MI). Perusahaan MI akan meramu produk-produk reksa dana dengan racikan kandungan investasi di dalamnya.

Ada berbagai jenis reksa dana mulai dari reksa dana pasar uang, ada pula reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, reksa dana saham, reksa dana terproteksi, reksa dana indeks, reksa dana dengan penjaminan, hingga Exchanged Traded Fund (ETF).

Jenis-jenis reksa dana itu tergantung dari pengelolaan dananya. Misalnya reksa dana saham, uang nasabah akan dikelola di pasar saham. Nah masing-masing MI memiliki racikan masing-masing.

Menariknya sekarang perusahaan MI membuat berbagai produk reksa dana yang cukup terjangkau. Bahkan ada produk reksa dana yang bisa dibeli dengan harga Rp 100 ribu, tapi dengan konsep menabung.

Saat ini juga banyak fintech ataupun e-commerce yang menjajakan produk reksa dana. Artinya membeli reksa dana tidak ribet seperti dulu yang harus mendatangi kantor MI.

3. Emas

Menurut Andy emas sangat cocok untuk semua kalangan. Apalagi saat ini Antam juga menyediakan pecahan emas yang jauh lebih kecil lagi. Ada juga penjualan emas melalui e-commerce yang biasa dibeli dengan skema seperti menabung.

“Bahkan ada kepingnya 0,5 gram. Misalnya 1 gram sekarang Rp 900 ribuan, berarti sekitar Rp 450 ribuan. Bahkan kalau kita belinya lewat fintech, marketplace kan ada cicilan emas, punya duit nganggur berapa masukin. Jadi lebih enteng lagi,” tuturnya.

Aidil juga mengatakan hal yang sama. Malah menurutnya emas memiliki keunggulan tersendiri karena sangat likuid atau bisa dicairkan kapan saja jika si pemegang sedang membutuhkan uang.

“Emas itu yang paling mudah diakses dan likuid, bisa beli langsung dan sekarang ada pecahannya lagi. Return-nya juga lumayan masih di atas deposito, masih 6-8% per tahun,” tuturnya

Memang harga emas bisa memberikan kenaikan yang setidaknya lebih tinggi dari inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Artinya harta yang dimiliki tidak akan tergerus inflasi.

Rata-rata kenaikan harga emas bisa mencapai 5-10% per tahun. Namun di kondisi tertentu emas bisa memberikan keuntungan berlipat ganda.

Seperti di masa pandemi yang membuat emas Antam sempat menyentuh level Rp 1.065.000, padahal di awal 2020 masih di sekitar Rp 600.000 per gram. Meskipun saat ini harganya sudah kembali turun, tapi setidaknya sempat memberikan keuntungan yang cukup besar.

4. Surat Berharga Negara

Dengan uang Rp 10 juta Anda sudah bisa membeli surat berharga ritel yang diterbitkan pemerintah untuk masyarakat umum seperti sukuk maupun ORI. Imbal hasilnya juga masih cukup lumayan sekitar 5,5%-6,5% per tahun, bahkan ada yang sampai 9% lebih

“Bahkan pemerintah sudah menurunkan minimal penyertaannya, jadi bisa dari Rp 1 juta dengan bunga yang lebih tinggi dari deposito,” kata Andy.

Aidil menambahkan, ORI maupun sukuk ritel memang produk investasi yang terbilang aman karena dijamin negara. Namun likuiditasnya lebih rendah dari emas. Sebab ada ada masa tenor yang biasanya sekitar 3 tahun, artinya selama 3 tahun surat berharga itu belum bisa dicairkan.

5. Waralaba

Terakhir jika ingin lebih ekstrim lagi dengan uang Rp 10 juta Anda bisa menjalankan usaha. Apalagi sekarang banyak peluang usaha dari pelaku usaha yang membuka peluang waralaba, sehingga tidak perlu meniti usaha dari nol.

“Karena berbisnis juga masuk dalam kategori investasi juga. Waralaba mulainya ada yang Rp 10 jutaan, tergantung jenis bisnisnya. Kalaupun nggak ada modal sebesar itu, bisa dengan dropshiper atau reseller,” kata Andy.

Namun Andy menegaskan, berbisnis waralaba memiliki risiko yang sama besarnya dengan investasi saham. Selain itu harus ada kemauan yang besar untuk menjalani bisnis itu.

“Beda dengan investasi lainnya ya beli di awal terus kita tunggu itu berjalan. Tapi bisnis ini bisa memberikan keuntungan sangat besar. Misalnya jualan minuman teh, 1 box teh harganya mungkin sekitar Rp 10 ribu, tapi itu bisa jadi beberapa teko. Jual 1 gelas Rp 1.000 misalnya, itu untungnya bisa 100% lebih sehari. Besar sekali, tapi risikonya juga besar,” tuturnya.

(das/dna)

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *