JAKARTA – PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) menyatakan kesiapannya untuk melakukan pembayaran pokok obligasi berkelanjutan III Waskita Karya Tahap II tahun 2018, seri A yang berjumlah Rp1,17 triliun.
Pembayaran pokok obligasi ini akan dibayarkan kepada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) paling lambat pada 22 Februari 2021 pukul 14.00 Waktu Indonesia Barat (WIB). Adapun obligasi tersebut akan jatuh tempo pada 23 Februari 2021. Untuk diketahui, seri A tersebut menjadi bagian dari obligasi berkelanjutan III Waskita Karya tahun 2018 dengan jumlah pokok sebesar Rp3,45 triliun yang terbagi dalam dua seri.
Baca Juga: Waskita Berencana Jual 9 Ruas Tol, Jasa Marga Minat Enggak?
Selain seri yang sebelumnya telah disebutkan, terdapat seri B yang berjumlah Rp2,27 triliun dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,25%. Seri ini akan jatuh tempo pada 2023 mendatang. Sementara itu, pada tahun ini Waskita Karya memproyeksikan nilai kontrak yang diraup mencapai Rp2,6 triliun pada triwulan I-2021. Sedangkan target total kontrak baru sebanyak Rp26 triliun, turun dari semula Rp31-32 triliun.
Corporate Secretary Waskita Karya Ratna Ningrum mengatakan, perusahaan bakal mengejar target tersebut dengan memaksimalkan kerja sama di luar grup Waskita. Secara rinci, dia menjelaskan, nilai kontrak sebesar Rp 2,6 triliun akan dikontribusi oleh proyek pemerintah pada kuartal I. Semisal, jaringan kereta api, jaringan gas, bangunan air, jalan, jembatan.
Baca Juga: Fokus Divestasi, Waskita Hanya Investasi Satu Proyek Jalan Tol Tahun Ini
“Dan juga beberapa proyek dengan nilai kontrak besar yang masih dalam proses tender,” jelasnya, dikutip dari Harian Neraca, Rabu (24/2/2021).
Sedangkan untuk total nilai kontrak yang diincar, Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono merinci, sebanyak 32% dari nilai kontrak baru tersebut berasal dari pemerintah. Selanjutnya dari BUMN dan daerah sebesar 22%, dan 23% dari swasta dalam negeri. Sementara 15% dari pengembangan bisnis Waskita, serta 7% berasal dari swasta luar negeri.
“Kami optimistis kinerja keuangan perusahaan akan moncer di tahun 2021. Didukung dengan dimulainya program vaksinasi yang jadi sentimen positif dan adanya Lembaga Pengelola Investasi (LPI),” ujarnya.
Menurut dia, dengan adanya LPI tersebut dapat mendukung pengembangan proyek infrastruktur yang dikerjakan oleh perseroan. Di sisi lain, selain adanya LPI, perseroan juga telah menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp11 triliun tahun ini.
Waskita akan menggunakan mayoritas anggaran untuk penyelesaian beberapa ruas tol yang diperoleh, salah satunya jalan Tol Jogja-Bawen.