Jakarta, CNBC Indonesia – Harga saham produsen ban PT Goodyear Indonesia Tbk (GDYR) melesat dan menyentuh batas atas auto reject (ARA) yakni sebesar 25% dalam sehari untuk range harga Rp 200-Rp 5.000/saham. Kabar induk usaha GDYR yang mengakuisisi produsen ban Amerika Serikat menjadi pemicu kenaikan harga saham.
Pada penutupan perdagangan sesi I, data BEI mencatat, harga saham GDYR melesat 24,57% ke level 2.180/unit. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp 3,84 miliar dan volume perdagangan mencapai 1,77 juta saham.
Kenaikan harga GDYR ini rupanya mendapat perhatian dari investor kawakan Indonesia, Lo Kheng Hong yang biasa disebut Warren Buffett Indonesia.
Dalam sebuah percakapan di Grup WhatsApp, LKH, panggilannya, sempat melontarkan pertanyaan.
“Goodyear ARA, kapan GJTL menyusul?,” kata Lo dan CNBC Indonesia meminta restu untuk menggunakan kutipan tersebut.
Menurur Lo, nilai sales GJTL lebih besar 800% dari GDYR. Nilai sales GJTL per 30 September 2020 sebesar Rp 9,62 triliun, berdasarkan laporan keuangan.
Sementara nilai penjualan GDYR pada periode yang sama sebesar US$ 74,94 juta atau setara Rp 1,06 triliun.
Lo adalah salah satu pemegang saham PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), pabrikan ban yang dikendalikan oleh keluarga pengusaha Sjamsul Nursalim.
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Lo Kheng Hong menggenggam 176,48 juta saham atau setara dengan 5,06% kepemilikan. Data ini muncul pada laporan KSEI pada Kamis (7/1/2020).
Harga saham GJTL pada perdagangan sesi I tercatat naik 2,99% ke level Rp 860/unit. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp 15,64 miliar dan 18,20 juta saham ditransaksikan pada sesi I.
Seperti diketahui, harga saham GDYR bergerak liar setelah ada kabar, induk perusahaan Goodyear Tire & Rubber Co menyetujui pembelian perusahaan produsen ban asal AS, Cooper Tire & Rubber Co seharga sekitar US$ 2,8 miliar atau senilai Rp 39,20 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.000 per US$.
Berdasarkan keterangan resmi di situs Goodyear, akuisisi tersebut akan membuat pangsa pasar ban Goodyear di pasar AS menjadi yang pertama atau penguasa pasar.
Nantinya, pemegang saham Cooper akan menerima US$ 41,75 per saham dalam bentuk tunai dan 0,907 saham Goodyear, atau sekitar US$ 54,36 per saham.
Pemegang saham Goodyear akan memiliki sekitar 84% dari perusahaan hasil merger ini. Tidak hanya itu dengan bergabungnya kedua perusahaan diyakini akan menghemat sebesar $ 165 juta selama dua tahun setelah merger.
Manfaat biaya awal akan datang dari penggabungan fungsi perusahaan, penelitian dan pengembangan dan pengadaan, sementara tidak ada pekerjaan manufaktur atau pabrik yang dihilangkan. Mereka juga melihat peluang untuk memanfaatkan sistem produksi gabungan mereka.
“Saat kami mengembangkan rencana bisnis, kami akan mulai melihat peluang apa, termasuk pertumbuhan pendapatan dan termasuk bagaimana memanfaatkan lebih baik jejak produksi gabungan, yang mungkin bisa kami dapatkan,” kata Richard J. Kramer, Chairman dan Chief Executive Officer Goodyear. “Kami benar-benar merasa peluang itu akan ada.”
Pembelian Goodyear Tire adalah kemenangan bagi kedua perusahaan, menurut analis KeyBanc James Picariello. Picariello mengatakan, kesepakatan itu mewakili contoh langka dari kesepakatan yang jelas dan bagus untuk kedua belah pihak.
Dengan Cooper, didirikan pada tahun 1914, Goodyear memperoleh pendapatan sebagai produsen ban terbesar kelima di Amerika Utara, dengan sekitar 10.000 karyawan di seluruh dunia.
Di China, Goodyear yang berbasis di Akron, Ohio akan mendapatkan akses yang lebih baik ke pabrikan lokal dan menciptakan distribusi yang lebih luas untuk ban pengganti Cooper.
Seperti diketahui, industri ban sedang pulih dari keterpurukan pandemi. Pekan lalu, pembuat ban Prancis, Michelin, memperkirakan bisnis akan kembali ke tingkat pra-pandemi pada paruh kedua 2022.
Chief Executive Officer Florent Menegaux mengatakan perusahaan perlu membangun kembali persediaan setelah permintaan turun kembali lebih kuat dari yang diperkirakan akhir tahun lalu.
Terkait aksi korporasi ini membuat harga saham Cooper melonjak 24% menjadi $54,31 pada perdagangan Senin kemarin. Sedangkan, saham Goodyear naik 7,5%.
Kesepakatan itu, yang harus memenuhi persyaratan peraturan tertentu dan harus disetujui oleh pemegang saham Cooper, diharapkan selesai pada paruh kedua tahun 2021. Lazard Ltd. ditunjuk sebagai advisor Goodyear bersama dengan JPMorgan Chase & Co. sementara Goldman Sachs Group Inc. akan menjadi advisor untuk Cooper.
Di Indonesia, saham GDYR dikendalikan oleh The Goodyear Tire & Rubber dengan kepemilikan sebesar 85%, PT Kalibesar Asri menggenggam kepemilikan sebesar 7,07% sedangkan saham publik sebesar 7,93%. Saat ini nilai kapitalisasi GDYR di BEI tercatat sebesar Rp 574 miliar.