Minat masyarakat, terutama kalangan muda untuk berinvestasi ke pasar saham masih tinggi. Rekomendasi-rekomendasi saham di media sosial menjadi salah satu pemicu minat anak muda untuk terjun ke dunia pasar modal.
Belakangan, ramai pembahasan berinvestasi atau pun bermain saham dengan uang panas. Mulai dari meminjam uang di aplikasi pinjaman online (pinjol) hingga ratusan juta rupiah untuk membeli saham, menggadai kendaraan atau rumah, dan sebagainya.
Padahal, baik berinvestasi maupun bermain saham sangat tidak disarankan menggunakan uang panas itu. Menurut Perencana keuangan senior Aidil Akbar Madjid, sebagian besar orang yang membeli saham menggunakan uang panas maka berniat untuk bermain saham atau menjadi trader, bukan investor.
“Investor pemula ini larinya ke sana, ke trading saham. Tapi mereka nggak menguasai ini, mereka nggak menguasai fundamental apa, teknikal apa. Sebagian mungkin belajar cara baca charting, candlestick, dan sebagainya. Tapi itu sangat-sangat pemula jika mereka disebut sebagai trader saham. Nah salahnya mereka adalah, mereka trading pakai uang panas,” ungkap Aidil kepada detikcom, Sabtu (23/1/2021).
Aidil menegaskan, uang panas akan semakin menambah risiko untuk seseorang yang membeli saham baik untuk trading atau investasi.
“Kalau kita mau masuk ke saham, baik investasi atau trading, kita harus menggunakan uang dingin, uang yang memang tidak akan dipakai dalam jangka waktu 1, atau 3 sampai 5 tahun ke depan,” ujarnya.
Lalu, apa itu uang dingin yang disarankan untuk investasi? Uang dingin adalah uang menganggur yang tak dipakai untuk keperluan sehari-hari, yang memang dimiliki oleh orang tersebut.
“Jadi nggak boleh tuh investasi ke saham pakai uang belanja bulanan, nggak boleh, atau trading saham pakai uang belanja bulanan itu nggak boleh. Atau trading saham atau investasi saham pakai SPP anak itu nggak boleh. Pakai uang cicilan KPR itu nggak boleh. Kalau itu saja nggak boleh, apalagi trading saham pakai pinjaman, atau menggadaikan mobil, itu lebih nggak boleh lagi, karena itu kan dia pakai utang, utang itu kan leverage, menaikkan risikonya dia,” imbuh Aidil.
Lalu bagaimana cara yang bijak menggunakan sumber uang untuk investasi saham? Klik halaman selanjutnya.