Jakarta –
Investasi saham semakin diminati terutama di masa pandemi COVID-19. Pasar saham di China saja mencatat, ada jutaan investor baru pada 2020.
Dikutip dari CNBC, Jumat (22/1/2021) menurut China Securities Depository and Clearing pada Desember 2020 saja, pasar saham China mencatat ada 1,62 juta investor baru. Dua kali lipat dari 809.300 jumlah tahun lalu.
Jika ditotalkan sepanjang 2020, investor baru di China meningkat 18,02 juta menjadi 177,77 juta. Itu berarti ada 1,5 juta investor baru tiap bulannya. Lonjakan ini didorong oleh banyak orang yang terpaksa di rumah aja dan ingin menginvestasikan uangnya.
Kenaikan minat investasi saham di China membuat bursa saham seperti Shenzhen naik 38,7% dan CSI 300 naik 27,2% pada tahun 2020. Kenaikan itu mengalahkan keuntungan dari S&P 500 yang naik 16,26%.
Menurut Ernst & Young, China dan Hong Kong sendiri telah menyumbang 40% penawaran umum perdana dunia sepanjang 2020. Shanghai Stock Exchange menempati peringkat pertama di dunia dengan 233 IPO, sedangkan Shenzhen berada di urutan ketiga, tepat setelah Nasdaq, New York.
Menurut data Wind, minat China pada saham lokal juga tinggi di awal tahun ini, dengan volume perdagangan untuk saham-A yang terdaftar melebihi 1 miliar yuan atau US$ 154,32 juta pada 11 dari 13 hari perdagangan pertama tahun 2021.
Saham A adalah saham perusahaan China dalam denominasi yuan yang terdaftar di bursa Shenzhen atau Shanghai.
(eds/eds)